Aku tak bermaksud mengungkit yang telah lalu, Tapi.. aku merasa perlu jujur padamu
Dan sebelum waktu menyekapku makin jauh, Aku rasa aku perlu segera menulis padamu.
Ada beberapa hal yang belum sempat terucap saat kita sepakat untuk tidak saling mengikat
Bukan aku tak mau jujur, Aku cuma takut emosiku menghantam gerbong-gerbong kata dan meledakannya di depan mu.
Kamu pernah menjadi nomor satu, Tak pantas kamu mendadak jungkir balik diperingkat cintaku.
Lucu yaa.. Bagaimana hidup suka bercanda
Aku jatuh cinta pada perbedaan kita, Lalu aku jatuh timpang pada perbedaan pula.
Untuk saling melengkapi ternyata butuh toleransi tinggi,
Untuk saling melengkapi ternyata tidak semudah menjumlah bilangan negative dan positive.
Tak ada keraguan dalam hatiku bahwa kamu pun mempertahankan kita sebagai "KITA"
Tapi cinta ini bukan lagi rajutan sayaang, cinta ini telah menjadi tabal sulam.Tak jarang keinginan untuk mencintai justru terartikan sebagai menyakiti. Dan kadang, dari pada sibuk menambal ulang kain yang usang kita bisa lebih cepat menjahit dengan lembar kain yg baru.
Maafkan aku yg memilih saat yang tak tepat untuk mengajukannya kepadamu
Disaat hidupmu kalang kabut
Disaat tekanan menyerut perbedaan kita jadi makin runcing
Disaat harusnya aku memeluk aku justru melepasmu
Aku masih ingat benar nanar pandanganmu malam itu, seperti tak menyangka bahwa orang yg paling kamu sayaang bermutasi menjadi orang yg paling tega.
Dan aku tak punya pembelaan apa" hingga sekarang, Tak juga sesuatu untuk mengobati luka.
Aku cuma punya kata maaf meski mungkin tak cukup bagimu