Blogger Widgets

JAM

Sabtu, 02 November 2013

2. Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Kembali Melemah


Nilai Tukar Rupiah ke Dollar saat ini menjadi sorotan bagi masyarakat dan para pakar ekonomi. Kelemahan nilai tukar rupiah pada dolar Amerika Serikat dinilai saat ini dapat menahan laju perkembangan ekonomi nasional.
 Beberapa orang di Ekonomi Asia Pasifik Economic & Market Analysis, City Research Helmi Arman di dalam risetnya yang dipublikasikan pada hari ini, selasa (30/7/2013) menjelaskan bahwa meningkatnya Cost dari impor dapat beresiko negatif pada perkembangan ekonomi dewasa ini. Perihal ini dikarenakan beberapa besar bahan baku untuk rata - rata industri di Indonesia dipenuhi dari impor, layaknya halnya seperti bahan bakar serta bahan industri non-bahan bakar.
Untuk pelaku sektor riil, pelemahan rupiah akan menghimpit margin di sektor manufaktur. Perihal ini lantaran manufaktur sangatlah bergantung pada impor bahan baku oleh eksportir, serta pasar ekspor yang saat ini bisa dibilang rendah.
Pasar ekspor yang saat didominasi sebagian industri yang terhitung dalam kelompok ini adalah kendaraan baja, bahan kimia, dan farmasi manufaktur. Akan tetapi ada juga industri yang mempunyai impor rendah atau biasa disebut lob impor content, tetapi beberapa ekspor yang besar dapat mendapat keuntungan dari melemahnya mata uang, seperti minyak kelapa sawit, kertas, dan manufaktur furnitur.
ANALISIS :

lemahnya rupiah terhadap dollar bias dikatakan factor utamanya adalah imbas dari krisis ekonomi global yang melanda dunia. Banyak dampak yang dihasilkan oleh perkara ini baik dampak negative ataupun positif meski memang sudah tentu sisi negative lebih banyak karna masalah ini. Adapun cara untuk menghadapi permasalahan ini adalah semua lini atau sendi perekonomian harung saling bahu membahu untuk tetap menjaga stabilitas ekonomi masing-masing sector dan jangan panik agar Negara kita tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar