Perekonomian Indonesia Terus Saja
Tergerus Jatuh
Dilaporkan
oleh Standard Chartered Bank bahwa nilai fundamen ekonomi
Indonesia terus
terlihat menurun. Para Investor luar negeri melihat risiko ekonomi dan politik
di negeri ini terus menanjak naik.
Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi itu
berurutan sesuai revisi yang dinilai oleh Bank Dunia. Ini terjadi bersamaan
dengan semakin dalamnya resesi ekonomi Eropa dan terus melambatnya perekonomian
dari negara-negara berkembang.
Fauzi
Ichsan selaku Managing Director and Senior Economist Standard Chartered Bank
menyatakan, ini menjadikan persepsi dari para investor semakin menjadi negatif
dikarenakan terlalu larutnya keputusan tentang rencana kenaikan harga bahan
bakar minyak (BBM) bersubsidi.
”Tanpa
kejelasan mengenai kebijakan energi pemerintah, subsidi BBM bakal terus
membebani anggaran pemerintah dan neraca transaksi berjalan,” ujar
Fauzi
Pihak
Standard Chartered akan merevisi kembali proyeksi transaksi berjalan Indonesia
untuk tahun 2013 menjadi 20 miliar dollar AS (sekitar -2,1 persen dari produk
domestik bruto/PDB nominal) dari sebelumnya 14 miliar dollar AS (-1,5 persen
dari PDB nominal). Ini terkait dengan prediksi pemulihan harga komoditas di
pasar internasional masih akan berjalan lambat, sementara sekitar 55 persen
ekspor Indonesia berbasis komoditas.
Rupiah
diperkirakan akan tetap tertekan sepanjang tahun ini karena risiko meningkatnya
inflasi, terutama karena kenaikan harga BBM. Itu terjadi juga
seiring lambatnya respons kebijakan moneter Bank Indonesia dan kekhawatiran
pasar terhadap defisit neraca transaksi berjalan.
”Kami
merevisi proyeksi nilai tukar rupiah ke Rp 9.950 per dollar AS pada akhir
triwulan kedua 2013, Rp 9.900 per dollar AS pada akhir triwulan ketiga 2013,
dan Rp 9.800 per dollar AS pada akhir triwulan keempat 2013,” kata
Fauzi.
ANALISIS
:
Dalam
laporan Global Economic Prospects yang dirilis Selasa lalu, Bank Dunia
menyatakan, negara-negara maju belum akan menjadi motor pertumbuhan ekonomi
global dalam beberapa tahun ke depan. Pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan
hanya akan tumbuh 2,2 persen atau melambat jika dibandingkan dengan realisasi
pertumbuhan ekonomi tahun lalu yang sebesar 2,3 persen. Pada awal tahun ini,
Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan tumbuh sekitar 2,4 persen pada
tahun 2013.
Bank
Dunia menyebutkan tingkat inflasi di indonesia harus diperhatikan secara
serius.
Di
pasar modal, Bank Dunia melihat valuasi saham di Indonesia bersama Thailand,
Laos, dan Filipina sudah terlalu tinggi. Ini terlihat dari rasio harga saham
dan laba perusahaan 17-21 kali. Potensi ambil untung oleh investor pun
terlihat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar